Perubahan Paradigma dalam Mobilitas dan Teknologi Kendaraan
Industri mobil adalah salah satu industri yang paling berkembang pesat di dunia. Hal ini tidak mengherankan, mengingat mobil telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern. Dalam beberapa tahun terakhir misalnya, saya memperhatikan industri mobil telah mengalami berbagai inovasi teknologi yang mengubah cara kita mengemudi dan menggunakan mobil.
Dunia otomotif sedang mengalami evolusi mendalam yang didorong oleh teknologi canggih. Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan yang pesat dalam teknologi telah mengubah paradigma otomotif dari sekadar kendaraan fisik menjadi ekosistem yang terhubung, cerdas, dan berkelanjutan. Dalam artikel ini, saya akan mencoba membahas eksplorasi ke dalam dampak yang revolusioner dari teknologi canggih dalam industri otomotif.
Pendekatan Terhadap Model Bisnis dan Sistem IT
Secara prediksi, nantinya pada tahun 2030, perangkat lunak akan menjadi bagian penting dari komponen nilai kendaraan. Ini berarti bahwa mobil akan berfungsi sebagai pusat data yang bergerak, mirip dengan pusat data konvensional. Oleh karena itu, komunikasi dan konektivitas akan menjadi faktor kunci untuk memastikan bahwa operasi mobil selalu tersedia, aman, dan dapat diandalkan.
Dalam peralihan industri otomotif dari peran tradisional sebagai produsen kendaraan menuju penyedia layanan mobilitas (e-Mobility), ini akan mendorong pendekatan baru terhadap model bisnis dan sistem IT yang mendukungnya.
Dikutip dari wawancaranya dengan media online, Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, mengatakan teknologi digital dan otomasi akan meningkatkan visibilitas untuk membangun jaringan dan memunculkan potensi layanan konsultasi dan layanan pemeliharaan prediktif dari jarak jauh yang mendorong performa dan meningkatkan keselamatan.
“Perangkat lunak seperti EcoStruxure IT Expert, memungkinkan pengelolaan perangkat IT dari jarak jauh, dan EcoStruxure IT Advisor, memungkinkan pengelolaan siklus hidup pusat data yang lebih mudah, termasuk perencanaan, dan manajemen perubahan,” ucapnya.
Revitalisasi Ramah Lingkungan Lewat EV
Sejak dijalankannya EV Smart Mobility-Joint Project Tahun 2020 di Bali, lima merk otomotif yaitu, Mitsubishi Motors, Nissan, FUSO, Isuzu, dan Toyota, memiliki kesamaan visi dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan elektrifikasi, sebagai upaya untuk menurunkan emisi karbon di Indonesia.
Pada saat itu, dipilihnya Bali sebagai lokasi proyek pertama pengembangan ekosistem elektrifikasi, saya rasa selain untuk mendukung eco tourism di wilayah Bali yang menjadi arah pengembangan sektor wisata nasional, di sana juga sedang diselenggarakan G-20 Summit.
Seperti yang dikatakan Naoya Nakamura selaku representative joint project, “EV Smart Mobility-Joint Project merupakan sebuah proyek besar pengembangan ekosistem elektrifikasi terintegrasi, yang diinisiasi oleh lima brand otomotif atas komitmen bersama untuk mendukung pemerintah dalam upaya pengurangan emisi karbon, melalui popularisasi kendaraan elektrifikasi di Indonesia.
Proyek ini juga sebagai bagian dari bentuk dukungan kami selaku pelaku industri otomotif, dan revitalisasi wisata ramah lingkungan di kawasan Bali. Apalagi salah satu isu penting yang memperkuat Indonesia sebagai tuan rumah presidensi adalah transisi energi menuju green economy,” ucapnya.
Kehadirkan EV Smart Mobility ini akan membantu masyarakat untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana ekosistem kendaraan elektrifikasi bekerja. Melalui pendekatan Multi-Pathway, proyek ini diyakini dapat mempercepat memberikan pemahaman, serta kehadiran berbagai teknologi ramah lingkungan yang mudah diakses publik agar mampu mengurangi emisi sesuai dengan keberadaan sumber energi terbarukan, kesiapan infrastruktur pengisian daya, dan kebutuhan penggunanya.
Mobilitas Berbagi dan Transportasi Terhubung
Keseharian saya dalam perjalanan menuju kantor, selalu membuka aplikasi pemesanan ojek online dengan tujuan stasiun, lalu dari aplikasi yang sama juga, saya langsung memesan tiket KRL. Jadi, setelah sampai di stasiun, saya tinggal melakukan scan barcode di pintu masuk stasiun untuk naik KRL. Mudah bukan? Itulah yang dinamakan konsep mobilitas berbagi dan transportasi terhubung.
Ke depannya, bukan tidak mungkin melibatkan integrasi yang lebih kuat antara berbagai mode transportasi, dengan kendaraan yang terhubung secara digital memfasilitasi perjalanan yang mulus dari satu moda transportasi ke yang lain. Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) mungkin akan memainkan peran kunci dalam pengembangan sistem transportasi terhubung yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Konsep mobilitas sebagai layanan (MaaS) menjadi kenyataan dengan dukungan teknologi canggih. Aplikasi dan platform terhubung memungkinkan pengguna untuk merencanakan, memesan, dan membayar perjalanan melalui berbagai model transportasi. Ini membantu mengurangi kebutuhan akan kepemilikan kendaraan dan menggencarkan transformasi menuju mobilitas yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Dengan terus berkembangnya teknologi dan perubahan dalam tuntutan konsumen, potensi inovasi dalam industri mobil tampaknya tidak terbatas. Dari e-Mobility sampai transportasi terhubung, masa depan mobil dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yang menarik. Hal ini akan memerlukan kolaborasi antara produsen mobil, pemerintah, dan sektor teknologi untuk mewujudkan visi mobilitas masa depan yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.